Cari-cari Disini

Senin, 24 Juli 2017

LAPORAN PRAKTEK MANAJEMEN AGRIBISNIS HOME INDUSTRI PEYEK KACANG

‘PRAKTEK MANAJEMEN AGRIBISNIS HOME
 INDUSTRI PEYEK KACANG”

OLEH :
OKTAVIA ULI SIMANGUNSONG 214320002
ENDAH SAMARIA SARAGIH 214320023
RONI SAPUTRA SITOHANG 214320005
HELGA INGE C.TARIGAN 21432026



UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
FAKULTAS PERTANIAN
AGRIBISNIS A
MEDAN
2017





KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu adapun tujuan pembuatan Laporan Home Industri ini yaitu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Manajemen Agribisnis.
Penulis juga mengucapkan trimakasih kepada orang tua serta teman-teman yang telah membantu terselesaikannya tugas laporan ini. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.


10 Januari, 2016.

Penulis









BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman polong-polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang tanah juga merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah kaya akan lemak; protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada daging, telur dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin A dan K; fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.
Kacang tanah juga mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh untuk mencegah beberapa macam penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat membantu kekurangan zat. Selain itu banyak lagi manfaat kacang tanah bagi kesehatan tubuh seperti membantu meningkatkan kesuburan, membantu mengatur gula darah, membantu mencegah batu empedu, membantu tingkat kolesterol rendah, dan lain-lain.

            Sampai masalah ini diangkat, beralasan karena kacang tanah menjadi sangat penting dan dibutuhkan bagi masyarakat untuk dipergunakan dengan  berbagai macam cara.
            Pada makalah ini, bagaimana kacang tanah diolah menjadi olahan makanan yaitu peyek. Produksi peyek dibutuhkan dalam pemamfaatan olahan kacang tanah yang dapat membantu petani dalam memasarkan hasil pertanian yaitu kacang tanah. Hal ini dapat dikatakan membangun masyarakat petani, sehingga perekonomian petani dapat membaik.
Pembangunan masyarakat petani diperlukan mengingat Indonesia adalah Negara agraris dimana kekayaan lebih banyak dari pengolahan lahan menjadi lahan pertanian.
I.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pembuatan peyek kacang
2.      Bagaimana analisis usaha peyek kacang
3.      Bagaimana sisi ekonomi dari produksi peyek




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rempeyek sebagai sejenis makanan pelengkap dari kelompok gorengan. Secara umum, rempeyek adalah gorengan tepung beras dan  tepung tapioka  yang dicampur dengan air hingga membentuk adonan kental, diberi bumbu (terutama garam dan bawang putih), dan banyak rempeyek yang diberi bahan pengisi yang khas, biasanya biji kacang tanah, kacang ijo, kedelai, ketumbar, dan lain-lain. Peran tepung di sini adalah sebagai pengikat, pengisi dapat juga bahan pangan hewani berukuran kecil, seperti ikan teriebiudang kecil, jingking, atau laron  (Ayi, 2008).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pembuatan berbagai jenis rempeyek yaitu tekstur, warna, kandungan minyak dan masa simpannya untuk mempertahankan mutu sensoriknya. Semua faktor tersebut selain tergantung pada sifat bahan dasar juga tergantung pada proses pengolahannya (Tursilawati, 1999).
Dalam pembuatan rempeyek adalah pembuatan adonan tepung tapioka dan tepung beras berbentuk pasta cair atau encer. Pembuatan adonan terdiri dari campuran tepung beras dan tapioka, bumbu seperti bawang putih, ketumbar, kunyit, santan kelapa, kemiri, dan garam halus (Sutrisniati et al., 1995). Pati tapioka dengan adanya sejumlah air dingin dapat membentuk pasta, tetapi granula-granula patinya akan segera mengendap secara perlahan dan tidak terdispersi terus menerus. Menurut Herlina (1999) granula–granula pati akan mengembang karena menyerap air dengan adanya pemanasan, sehingga tahap selanjutnya yaitu penggorengan menjadi sangat penting dalam menentukan kualitas rempeyek yang dihasilkan. Suhu penggorengan yang digunakan dalam pembuatan rempeyeek yaitu suhu ruangan selama proses pengorengan.
Bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan untuk proses pembuatan bebrapa jenis rempeyek antara lain;
1.      Tepung Beras
Tepung beras merupakan tepung yang diperoleh dari hasil proses penggilingan beras. Beras sendiri adalah bagian butir padi atau gaba yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut palea yaitu bagian yang ditutupi dan lemma adalah bagian yang menutupi. Tepung beras dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai jesnis produk olahan yaitu pembuatan bihun, roti, aneka macam kue kering, dan aneka macam makanan kecil seperti kue mangkuk, putu, talam ebi, kue lapis dan serabi serta beberapa jenis olahan termasuk rempeyek.
2.      Tepung Tapioka
Tapioka merupakan tepung hasil olahan ubi kayu setelah melalui proses pengupasan, penghancuran, ekstraksi, penyaringan, pengendapan, dan pengeringan. Tapioka adalah granula pati yang banyak terdapat dalam sel ubi kayu. Tapioka mengandung amilosa 17 % dan amilopektin 83 % dengan ukuran granula 3-35 μm. Selisih antara amilosa dan amilopektin yang cukup tinggi ini, menyebabkan proses penyerapan air selama pemasakan cukup tinggi. Berdasarkan besar kecilnya air yang diserap dalam granula pati, akan menetukan daya kembang pada saat pemasakan. Semakin tinggi air terikat, semakin besar pula daya kembangnya. Kelebihan tapioka adalah warnanya putih, mengandung mikroba rendah serta daya kembangnya yang tinggi. (Ernawati, 2003). 
Menurut Haryadi (1993), pengembangan kerupuk atau kerupuk dipengaruhi oleh kadar amilopektin yang terdapat dalam pati tapioka. Umumnya semakin tinggi kadar amilopektin, kerupuk makin besar mengembang.
3.      Garam
Garam  berfungsi untuk menambah citarasa, meningkatkan aroma, memperkuat komponen adonan dan memperlambat pertumbuhan jamur hingga pada produksi akhir. Komponen utama dari garam adalah natrium klorida (NaCl), (Winarno,1992). Garam merupakan salah satu bahan pangan yang sangat berperang dalam pengawetan pangan.
Garam mempunyai pengaruh penting dalam proses pengeringan dan garam bertindak sebagai penyeleksi terhadap mikroba yang tumbuh. Pertumbuhan mikroba di hambat oleh garam dengan kadar garam di atas 5% (Desroiser, 1988). Garam juga dapat meningkatkan suhu gelatinisasi karena dapat mengikat air sehingga pembengkakan butir pati terlambat. (Winarno, 1992).
4.      Bawang Putih
Bawang putih sebagai bumbu atau adonan masak dimana hampir semua masakan mengunakan bawang putih (Wibowo, 1994). Bawang putih yang paling utama di manfaatkan sebagai bahan penyedap beberapa jenis makanan. Pengunaan bawang putih mengandung  zat anti biotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan cendawan tertentu (1985).
5.      Kunyit
Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua.
Kunyit merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan masyarakat. Rimpang kunyit terutama digunakan untuk keperluan dapur sebagai bumbu, zat warna makanan, kosmetika maupun dalam pengobatan tradisional.
6.      Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat menpengaruhi kenampakan, tekstur serta citarasa makanan. Bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun seperti buah kering tepung serta bijian yang terkandung dalam jumlah tertentu (Winarno, 1989).
Air yaitu zat gizi yang tidak dapat di tinggalkan dalam kehidupan sehari-hari air digunakan dalam jumlah besar baik dalam bahan makanan maupun tubuh manusia di bandingakan dengan zat gizi lainnya. Berdasarkan tubuh hampir 70 % tubuh manusia terdiri dari air. Di dalam bahan makanan, air merupakan komponen terpenting yang dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, serta cita rasa makanan. (Winarno, 1989). Air untuk industri pangan setidaknya harus memenuhi standard mutu yang di perlukan untuk air minum pada kebutuhan sehari-hari. (Suharjo, 1980).
7.      Kemiri
Kemiri termasuk bumbu dapur yang banyak dicari karena memberi manfaat bagi kehidupan selain untuk pelezat masakan. Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai menambah lezat masakan.
Rempah putih berbentuk bulat ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan bumbu. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antar negara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Kemiri memang sering digunakan dalam masakan Indonesia dan Malaysia.
Buah kemiri (Aleurites moluccana) juga diyakini berkhasiat mengobati buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam, sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi.  Kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri contohnya protein, lemak, dan karbohidrat. Zat nongizi dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol. Mineral yang dominan dalam kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium, dan kalsium. Juga terkandung zat besi, seng, tembaga, dan selenium, dalam jumlah sedikit. Protein pada biji kemiri terdiri dari asam amino esensial maupun nonesensial. Fungsi asam amino esensial antara lain untuk pertumbuhan karena asam amino terdapat di semua jaringan dan membentuk protein dan antibodi. Asam amino nonesensial yang menonjol pada kemiri, yaitu asam glutamat dan asam aspartat. Keberadaan asam glutamat yang memberikan rasa nikmat ketika kemiri digunakan sebagai bumbu.
8.      Ketumbar
Ketumbar (Coriandum sativum) merupakan rempah yang populer terutama daun dan bijinya (Williams et al., 1996). Ketumbar merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang sangat dikenal di dunia. Aroma dan rasa ketumbar sangat khas dan melezatkan masakan, tetapi tidak terlalu tajam di lidah. Selain sebagai bumbu, ketumbar juga dapat digunakan sebagai komponen obat (Hadipoentyanti dan L.Udarno, 2002).
9.      Minyak Goreng
Minyak Goreng merupakan medium pengorengan bahan pangan dalam, pengorengan minyak berfungsi sebagai medium pengantar panas, menambah citarasa gurih, meningkatkan nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan.
            Sedangkan menurut Soetejo dan Damayanti (2000) minyak goreng yang digunakan adalah minyak kelapa yang bermutu baik dan kondisinya baru (Berwarna kuning jernih dan berbau tidak tengik) bila minyak goreng yang digunakan berulang kali akan berpengaruh pada warna produk (menjadi coklat), namun bila mengunakan minyak baru maka rasanya akan gurih dan tidak akan menyebabkan rasa serah pada kerongkongan. Pada pengolahan bahan pangan minyak goreng dapat berfungsi sebagai media pengantar panas menambaha kalori menperbaiki tekstur serta cita rasa bahan pangan.
Alat  yang digunakan untuk proses pembuatan beberapa jenis rempeyek antara lain;
1.      Blender
Blender ini berfungsi untuk menghancurkan bumbu-bumbu sampai halus dan berbentuk bubur yang digunakan sebagai bahan penyedap rasa dalam pembuatan rempeyek.
2.      Nampam Plastik
Nampan plastik digunakan untuk menapung beberapa bahan pengisi pempeyek yang telah dibersihkan dan bawah ke ruang pengorengan  dan juga bumbu-bumbu yang telah blender  halus dituangkan ke nampan plastik.
3.      Serok
Serok digunakan untuk mengangkat dan meneteskan minyak atau mengentas hasil pengorengan beberapa jenis rempeyek.
4.      Baskom.
Beberapa baskom pelastik dipersiapkan untuk mewadahi bahan baku serta untuk menampung tepung tapioka, tepung beras dan bumbu yang telah diblender halus. Baskom digunakan untuk mencampur adonan dalam proses pembuatan  rempeyek. Baskom yang digunakan terbuat dari plastik dan dibutuhkan sebanyak 2 atau 3 buah untuk kebutuhan tersebut.
5.      Gayung      
Gayung digunakan untuk mengambil air untuk menakan volume bahan-bahan yang bersifat cair.
6.      Cobek
Cobek digunakan sebagai alat untuk menghancurkan bahan pengisi rempeyek termasuk kacang tanah.

7.      Irus Aluminium
Irus aluminium digunakan sebagai alat untuk menakar dan menuang adonan rempeyek saat mengoreng
8.      Pisau dan Talenan
Alat ini digunakan untuk membersihkan atau menguliti rimpang kunyit.
9.      Kantong Plastik
Kantong plastik digunakan untuk mengemas produk rempeyek siap jual. Gunakan plastik yang agak tebal agar kuat dan tidak mudah bocor dan robek dan ukuran plastik sesuai dengan kebutuhan.
10.  Wajan
Wajan digunakan untuk pengorengan adonan rempeyek yang telah siap untuk digorengkan, dan wajan juga digunakan untuk keperluan lain untuk masak.
11.  Elpiji
Elpiji adalah sebagai bahan bakar yang mengatar panas untuk digunakan saat melakukan  pengorengan.  
12.  Keranjang
Kebanyak petani menggunakan keranjang sebagai alat untuk menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran dan bisa juga digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para petani. Maka keranjang juga digunakan untuk menampung rempeyek yang telah digoreng. Keranjang yang dilapisi dengan plastik untuk menampung rempeyek dan keripik tempe ke ruangan pengemasan.
13.  Impulse sealer
Impulse sealer sebagai alat untuk pengepren kemas plastik atau men-seal makanan snack yang di kemas dengan plastik. Men seal cocok untuk membungkus makanan ringan seperti bermacam-macam kripik dan lain-lain. makanan akan terkemas dengan rapi dan aman sehingga terhindar dari lembek





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.        Data Narasumber
Ø  Nama Narasumber : Suratman
Ø  Suku                       : Jawa
Ø  Alamat                   : Pasar I Setia Budi, Gg.Bahagia
Ø  Jenis Usaha            : Pabrik Peyek Kacang Tanah
Ø  tahun berdiri           : tahum 1995
Ø  Nama Pabrik          : Usaha Mandiri Bangun 17
2. Analisis usaha home industri tempe per hari
Ø  Bahan Utama        : Kacang tanah 50 kg @Rp 27.000  =Rp  1.350.000
Ø  Bahan Penolong     : tepung sagu 2 karung @Rp 150.000 = Rp 300.000
                                 minyak goreng 50 kg @Rp 10.000 = Rp 500.000
                                 tepung beras 2 kotak @ Rp 112.000 = Rp 224.000
                                 bumbu khusus                            =Rp 200.000  
Ø  Tenaga kerja            : 5 orang @Rp. 75.000/hari  = Rp 375.000
Ø  Alat                         : kuali besar 3 @Rp. 600.000       = Rp 1.800.000
                                                    serokan besar 3 @Rp 25.000  = Rp 75.000
                                                   tampi bambu besar 5 @ Rp20.000 = Rp 100.000
                                                   baskom besar 2 @Rp 141.000 = Rp 282.000
                                                   baskom kecil 3 @Rp 15.000 = Rp 45.000
                                                   kardus bekas besar 16 @Rp 9.000 = Rp 144.000
                                                   sendok goreng 3 @Rp 22.000 = Rp 66.000
                                                  toples besar 10 @Rp 15.000 = Rp 150.000
                                                  toples kecil 192 @2.000 = Rp 384.000




Penyusutan : (Harga beli-harga jual) x Jumlah
                         Umur Pakai
·         Penyusutan Kuali besar = (Rp. 600.000 – Rp20.000) X @3 = Rp600,00
                 8 Tahun
·         Penyusutan serokan  = (Rp25.000-Rp2500) X @3  = Rp 37,00
              5 Tahun
·         Penyusutan tampi bambu = (Rp.20.000 – Rp0) X @3 = Rp55,00
                 3 Tahun
·         Penyusutan baskom besar = (Rp.141.000  – Rp5000) X @2 = Rp223,00
                 5 Tahun
·         Penyusutan baskom kecil = (Rp.15.000 – Rp 0) X @3 = Rp 41,00
                 3 Tahun
·         Penyusutan kardus besar = (Rp. 9.000 – Rp0) X @35 = Rp 431,00
                 2 Tahun
·         Penyusutan sendok goreng = (Rp. 22.000– Rp. 0) X @3 = Rp45,00
                 4 Tahun
·         Penyusutan toples besar  = (Rp.15.000 – Rp 0) X @10 = Rp 82,00
                 5 Tahun
·         Penyusutan toples kecil = (Rp.2000 – Rp0) X @420 = Rp 460,00
                 5 Tahun
·         total biaya penyusutan = Rp 1.974
Hasil produksi per hari      : 35 kardus
Harga peyek                      : Rp 144.000 / kardus




Nilai produk akhir = Rp 144.000 x 35 lusin  = Rp5.040.000

Biaya antara (BA) = Bahan baku + bahan penolong
                    = Rp 1.350.000+ Rp 1.224.000
                               = Rp   2.574.000                   
Maka nilai tambahnya (NTX) = nilai produk akhir – biaya antara
                                                                 = Rp 5.040.000 – Rp2.574.000
                                                                 = Rp 2.466.000

Nilai penyusutan alat (NP) = Rp 1.974/ hari

Maka nilai tambah akibat penggunaan bahan baku dan alat
NTY   = (NTX – NP)
                              = Rp 2.466.000 – Rp1.974
                                          = Rp 2.464.026
                                
                              = Nilai Tambah  -  Biaya Tenaga Kerja
                              = Rp 2.464.026 – Rp 375.000
                              = Rp 2.089.026

Jumlah bahan baku : 50 kg

Maka nilai tambah per bahan baku yaitu NTX : Bahan Baku
                                          = Rp 2.089.026 : 50 kg
                                          = Rp 41.780 /kg
NP =penerimaan/jumlah bahan baku
      = Rp 5.040.000/50kg
      = Rp 100.800/kg
NBB = Rp 27.000/kg
NBP = nilai bahan penunjang/jumlah bahan baku
        = Rp1.224.000/50 kg
        = Rp 24.480/kg
NPP = nilai penyusutan alat/ jumlah bahan baku
        = Rp1.974/50 kg
        = Rp39,48/kg
NT = NP – ( NBB+NBP+NPP)
      = Rp 100.800/kg – (Rp 27.000/kg+ Rp 24.480/kg+ Rp39,48/kg)
      = Rp 100.800/kg – Rp51.519,48
      =Rp 49.280,52

    Ratio nilai tambah = NT/NP X 100 %
                                    = Rp 49.280,52 / Rp 100.800/kg X 100%
                                    = 0,50X100%
                                    = 50%

Kategori kemiskinan
            Kategori kemiskinan diperlukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan yang tercapai dengan adanya produksi kacang peyek ini. Kategori kemiskinan dalam makalah ini adalah kemampuan masyarakat yang ikut campur dalam produksi dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan diindikatorkan kedalam kemampuan mereka membeli beras.

            Peneriman                   = Rp. 5.040.000
            Biaya Produksi            = Rp. 2..576.349
            Keuntungan                = penerimaan – biaya produksi
                                                = Rp. 5.040.000 - Rp. 2..576.349
                                                = Rp. 2.463.651/hari
            Keuntungan/tahun      = Rp. 2.463.651 x 365
                                                = Rp. 899.232.615
            Harga beras                 = Rp. 12.000/Kg

                        = (NT – NBB ) x jlh bahan baku  x  365
                                                Rp. 12.000
                       

=( Rp. 49.280,52 – Rp 27.000 ) x 35 x 365
                                                Rp. 12.000

                        = Rp. 23.719 (SEJAHTERA)




















BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dengan penggunaan bahan baku sebesar 50 kg, maka kacang tanah mendapatkan nilai tambah sebesar Rp 41.780 /kg. nilai ratio sama dengan 50% maka dikatakan nilai tambah sama dengan nilai output dan nilai tambah tergolong normal. Perhitugan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, diperoleh hasil yaitu sebesar Rp. 23.719 dan digolongkan sejahtera karena telah mampu mencukupi kebutuhan beras per hari.





DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S 1980. Manajemen Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas. Jakarta
Ayi. 2008. pembuat rempeyek yang di pasarkan di pasar, dan
menerima pesanan. Desa. Wanasari Kec. Wanaraja Kab. Garut.
Buckle, K.A. R.A.Edward, G.H.Fleet and Wootton., 1987. Ilmu
Pangan. Penerjemah H. Purnomo dan Adiono, UI-Pree, Jakarta.
Budi Santosa. 1988. Bawang Putih. Kanisius, Yogyakarta
Desrosier. Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan.
Universitas Brawijaya Malang.
Ernawati, 2003. Pembuatan Patilo Ubi Kayu (Kajian Proporsi
Campuran Tepung tapioka Dengan Ampas Ubi Kayu Peram Dan Tepung Beras Kentan Serta Konsentrasi Kuning Telur Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Dan Organoleptik). Publikasi Ilmiah. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Hadipoentyanti. E. dan L., Udarno, 2002. Karakteristik plasma nutfah
ketumbar (Coriandrum sativum L.). Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik. hal. 357-361.
Herlina, L. 1999. Peran Tepung Kedelai, Tahu dan Variasi
Pengenceran Tepung Adonan Tempe Chips Dalam Upaya Pengurangan Absorbsi Minyak Goreng. Skripsi. Fakultas Pertanian UNSOED, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).
Rukmana. R. 2002. pengeringan energi sinar matahari . Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Syamsiah dan Tajudin. 2003. Khasiat & Manfaat Bawang Putih: Raja
Antibiotik Alam. Jakarta : PT Agro Media Pustaka.
Tjokroadikoesoemo. P. S. 1993. HFS dan Industri Ubi kayu lainnya.
Gramedia. Jakarta.
Weiss. T.J. 1983. Food Oils and Their Uses. The AVI Publishing
Co.,Inc. Westport. Connecticut.
Winarno. F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar