Di Indonesia
sekarang ini, banyak sekali terdapat restoran makanan yang menyajikan berbagai
macam makanan. Akan tetapi, semakin banyaknya restoran yang ada di Indonesia.
Semakin besar pula limbah yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan, restoran yang
ada di Indonesia menghasilkan limbah yang cukup banyak.
Bagi restoran,
sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya berasal
dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak bekas
menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan
bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara umum, yang
disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh suatu proses
produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana kehadirannya tidak
dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila limbah ini dibuang ke
lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat mencapai jumlah atau
konsentrasi tertentu.
Limbah restoran
ini hanya dibiarkan atau dibuang saja di penampungan limbah dan tidak diolah
kembali, yang kemudian menyebabkan membusuk dan mencemari lingkungan. Tentu
saja hal ini dapat merugikan warga atau masyarakat di sekitarnya.
Sebaiknya,
limbah restoran ini harus ditangani dengan baik. Karena dapat menyebabkan
lingkungan kita tercemar.
Berdasarkan
jenis senyawa, limbah khususnya limbah yang dihasilkan restoran dibedakan
menjadi:
- Limbah
organik cepat busuk
- Limbah
anorganik
- Limbah
cair
- Limbah
minyak
Adapun pada dasarnya pengolahan
limbah ini dapat dibedakan menjadi:
- pengolahan
menurut tingkatan perlakuan
- pengolahan
menurut karakteristik limbah
- Dapat
mengetahui pengertian limbah
- Dapat
mengetahui macam-macam limbah Restoran
- Dapat
mengetahui cara penanganan limbah Restoran
Limbah adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis
limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey
water).
Limbah Restoran adalah buangan atau
sisa-sisa yang dihasilkan oleh restoran yang dapat berupa sisa-sisa makanan
ataupun minuman.
Adapun karakteristik limbah antara lain :
- Berukuran
mikro
- Dinamis
- Berdampak
luas (penyebarannya)
- Berdampak
jangka panjang (antar generasi)
Berdasarkan macam-macam limbah dapat dibagi
menjadi empat bagian, yaitu:
- Limbah
cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air
pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan
buangan anorganik
- Limbah
padat
- Limbah
gas dan partikel
Cara Pengolahan Limbah.
1) Sampah
Organik
a. Makanan Ternak
Di beberapa
negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh
peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas.
Di Indonesia,
sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi),
daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing,
dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi
jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus
dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab
akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang
mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak
tersebut.
b. Komposting
Pengkomposan
merupakan upaya pengolahan sampah, segaligus usaha mendapatkan bahan-bahan
kompos yang sangat menyuburkan tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar
mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi
bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
Mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur,
khamir, juga insekta dan cacing. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka
diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai
komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan
tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa
keuntungan, antara lain:
· Merupakan
jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
· Bahan
yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
· Masyarakat
dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal.
· Unsur
hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.
c. Biogas
Para petani
selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya. salah satu cara
peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan bakar untuk memasak.
Dewasa ini banyak petani membuat bahan bakar biogas berskala kecil di rumah.
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan
dari proses pembusukan sampah organik atau campuran dari keduanya. secara garis
besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencapur sampah-sampah organik dengan
air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya dibiarkan
selama kurang lebih 2 (dua) minggu.
Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai
kelebihan antara lain:
- Mengurangi jumlah sampah.
- Menghemat energi dan merupakan sumber
energi yang tidak merusak lingkungan.
- Nyala api bahan bakar biogas ini
terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu bakar. Dengan
menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih.
- Residu dari biogas dapat dimanfaatkan
untuk pupuk kandang.
2) Sampah Anorganik
Sampah anorganik
seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum dibuang ke TPA sebaiknya
dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan
untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.
a. Dijual ke Pasar Loak/Dirombeng untuk
Bahan Baku
Sisi lain dari
pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas, koran bekas, majalah bekas,
botol bekas, ban nekas, radio tua, TV tua, dan sepeda usang, adalah dijual ke
pasar loak. Atau jika enggan pergi ke pasar loak, juga dapat memanggil tukan
loak yang biasa membeli barang-barang bekas ke rumah-rumah. Cara lain dapat
juga di jual ke tetangga ataupun teman. Dengan demikian, sudah ada usaha
mengurangi jumlah sampah yang ada. Cobalah untuk mengumpulkan barang-barang
bekas kemudian dijual, pendapatan rumah tangga akan bertambah.
b. Daur Ulang
Berbicara mengenai proses daur ulang, ada
baiknya apabila mengetahui jenis sampah yang dapat didaur ulang.
Sampah-sampah yang dapat di daur ulang,
antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.
c. Sanitary Landfill
Ini merupakan
salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang
baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah
dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Cara ini akan menghilangkan
polusi udara. Pada bagian dasar tempat sampah tersebut dilengkapi dengan sistem
saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di
sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil
aktivitas penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
sanitary landfill, yaitu :
- Semua lanfill adalah warisan bagi
generasi mendatang.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi
pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan
sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat
ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
d. Pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah
untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan
dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan
menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Sampah padat dibakar di dalam
insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan
volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini lebih relatif
mahal dibanding dengan sanitary lanfill, yaitu sekitar 3 x lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah :
- Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
- Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup
kecil dibanding sanitary landfill.
- Membutuhkan lahan yang relatif kecil
- Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
- Residu hasil pembakaran relatif stabil
dan hampir semuanya bersifat anorganik.
- Dapat digunakan sebagai sumber energi,
baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan pencairan logam.
Description: Cara Pengolahan Limbah. Rating: 5 Reviewer: Satriyo Arif Wicaksono
ItemReviewed: Cara Pengolahan Limbah.
Limbah adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis
limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey
water). Sedangkan pengertian dari limbah Restoran adalah buangan
atau sisa-sisa yang dihasilkan oleh restoran yang dapat berupa sisa-sisa
makanan ataupun minuman.
Limbah selalu jadi masalah yang serius.
Jika tidak ditangani dengan tepat, lingkungan yang dapat tercemar.
Bagi restoran,
sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya berasal
dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak bekas
menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan
bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara umum, yang
disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh suatu proses
produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana kehadirannya tidak
dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila limbah ini dibuang ke
lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat mencapai jumlah atau
konsentrasi tertentu.
Berdasarkan jenis senyawa, limbah khususnya
limbah yang dihasilkan restoran dibedakan menjadi:
1. Limbah
organik cepat busuk
Yaitu limbah
padat semi basah yang mudah busuk atau terurai oleh mikroorganisme seperti sisa
makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan, daun- daunan, dan lain-lain.
Permasalahan: Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan subur pada limbah
organik sehingga limbah dapat menjadi sumber penyakit jika mikroorganisme yang
berkembang biak merupakan patogen atau penyebab penyakit. Selain itu pembusukan
limbah organik oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metana
(CH4) yang dapat menimbulkan permasalahan pada lingkungan.
Penanganan: Sebagai komponen utama gas
alam, metana adalah sumber bahan bakar. Limbah organik juga bisa dimanfaatkan
kembali menjadi kompos untuk pupuk/penyubur tanaman dan pakan ternak.
2. Limbah
anorganik
Merupakan limbah
yang berasal dari makhluk tidak hidup yang sifatnya tidak mudah busuk seperti
kertas, plastik, dan bahan-bahan sintetis/buatan. Contohnya: sampah kemasan bahan
pangan. Permasalahan: Limbah anorganik sulit diurai oleh mikroorganisme sebab
unsur karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang. Limbah yang
sulit terurai ini, berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.
Penanganan: Kurangi penggunaan kemasan
plastik, karena lama hancurnya antara 50-80 tahun. Sedangkan styrofoam, tidak
hancur sama sekali.
3. Limbah
cair
Yaitu limbah
cair hasil buangan dari cucian piring (air deterjen). Permasalahan: Limbah sisa
deterjen yang bermuara di sungai, membuat air sungai tercemar. Warnanya menjadi
cokelat dan mengeluarkan bau busuk. Sisa deterjen juga membuat fitoplankton dan
mikroorganisme tumbuh subur di air. Banyaknya kedua makhluk tersebut membuat
kandungan oksigen di dalam air sungai berkurang. Pada akhirnya, makhluk hidup
air seperti ikan tidak akan bisa bertahan hidup.
Penanganan: sus
yang dapat menetralisasi kandungan detergen dan juga menangkap lemak. Atau cara
yang paling sederhana, dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa
menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao,
Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia
(bunga coklat), melati air, dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya
bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah
hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.
4.
Limbah minyak
Limbah cairan
yang tidak larut dalam air, seperti minyak jelantah sisa menggoreng.
Permasalahan : Hindari membuang limbah ke
saluran drainase, karena ujung-ujungnya akan berkumpul di saluran air terdekat,
sungai, dan laut. Sisa-sisa minyak ini akan terdegradasi di dalam air.
Dampaknya, akan membuat oksigen dalam air terkuras. Zat-zat polutan yang
terkandung di dalam limbah juga bisa menjadi sumber penyakit, seperti kolera,
disentri, dan berbagai penyakit lain. Penanganan: Buat instalasi pengolahan air
buangan yang terencana atau biasa disebut sebagai sistem pengolahan air limbah
(SPAL) agar tidak merusak lingkungan.
Contoh skema Limbah pada Restoran
Berikut adalah beberapa saran untuk
mengurangi limbah hulu, langsung dan hilir
• Bicara ke pemasok Anda
tentang penggunaan kemasan dapat digunakan kembali. Katakan kepada mereka Anda
akan memilih untuk menerima item seperti penjepit baru, misalnya, dalam sebuah
peti susu daripada kotak kardus. Lebih kecil, petani dan pemasok lokal
seringkali lebih tertarik dan terstruktur untuk bekerja dengan kemasan dapat
digunakan kembali untuk kemasan makanan dibandingkan dengan distributor besar.
• Mengembangkan kompos Program
• Mengembangkan program daur
ulang yang komprehensif jika tidak ada satu sudah di tempat
• Panggil sekitar dan menemukan
daur ulang atau penggunaan kembali pilihan untuk item lain-lain
• Botol dan kaleng tidak
satu-satunya hal yang dapat didaur ulang. Panci hotel tua retak, penjepit rusak
dan membuat sesuatu dari logam setidaknya 75% biasanya dapat diletakkan di tempat
sampah daur ulang logam. Hubungi pendaur ulang lokal Anda untuk mengkonfirmasi
bahwa mereka dapat menerima item ini.
• Gunakan produk kompos untuk
item yang biasanya dibuang di-rumah seperti sedotan, aduk tongkat dan tusuk
sate minuman, maka kompos mereka
• Cari produk yang datang dalam
kemasan kurang, dan kemasan juga lebih didaur ulang
• Gunakan pilihan dapat
digunakan kembali dengan segala sesuatu mungkin. Kopi filter, cangkir kopi,
tatakan gelas minum, dan sebagainya
• Ganti bir botol dengan bir
tong dan soda botolan atau kalengan dengan tas-in-kotak sirup atau 5 galon
pra-campuran tong soda. Kebanyakan orang akan mengatakan premix yang rasanya
lebih enak, tetapi mereka semakin sulit untuk menemukan.
• Mengembangkan hubungan dengan
sumbangan makanan program di daerah Anda
• Menyumbangkan peralatan makan
tua, peralatan dapur dan peralatan untuk dapur gereja, sekolah atau sup
• Membeli dalam jumlah besar -
sementara ini adalah operasi standar untuk fasilitas jasa makanan yang paling,
pertimbangkan semua produk biasanya tidak diperhitungkan untuk pembelian massal
seperti alkohol dan anggur memasak.
• Hentikan penggunaan dari
setiap non-esensial produk seperti alas piring dari kertas, tusuk gigi berenda
dan praktek seperti meletakkan dua sedotan di koktail
• Memiliki staf
mendistribusikan barang-barang sekali pakai seperti popok dan garpu plastik
bukan menempatkan mereka dalam melayani diri stasiun.
• Gunakan serbet dispenser yang
mengeluarkan serbet satu per satu
• Investasi di meja kayu bagus
daripada menggunakan linen atau penutup meja lainnya. Ini biaya dimuka kecil
menyimpan ribuan dolar dalam layanan linen setiap tahun.
• Membeli bahan kimia pembersih
dalam bentuk terkonsentrasi dan mengurangi jumlah bahan kimia di situs dengan menggunakan
multi-tujuan pembersih
• Apakah karyawan menggunakan
gelas minuman dapat digunakan kembali untuk mereka sendiri
• Menawarkan diskon untuk
pelanggan yang membawa cangkir kopi dapat digunakan kembali
• Jika berlaku, mengenakan
biaya deposit dan memungkinkan pekerja tetangga untuk mengambil piring dan
peralatan kembali ke kantor mereka
• Mengurangi jumlah kemasan
bungkus makanan yang berlebihan - sandwich yang dibungkus kertas di dalam
kantong kertas bekerja sama dengan baik sampai 80-an, dapat bekerja lagi
• Dalam operasi servis cepat
mana pelanggan membuang sampah, membuat jelas, mudah dimengerti label pada
setiap bin untuk "botol", "kaleng", "piring dan
perak" dan "sampah saja." Karena beberapa orang melihat segala
sesuatu sebagai sampah - bahkan perak dapat digunakan kembali Anda, label
mungkin perlu lebih spesifik untuk mengidentifikasi limbah seperti
"cangkir kertas dan pembungkus saja." Juga, membuat sampah dapat
membuka kecil sehingga tamu tidak hanya membuang seluruh isi mereka dalam
sampah. Lebih baik lagi, gunakan bak bus untuk sampah sehingga staf dapat
menghapus perak atau daur ulang dibuang ke dalam wadah "sampah saja".
BSL-Dom Skala Menengah
Untuk limbah Restoran skala kecil yang
mengandung minyak/lemak, prinsip kerjanya yaitu :
- dari
bak kolektor air limbah dialirkan ke Bak Pengurai
- Minyak/lemak,
ditambah dengan bakteri pengurai minyak/lemak Biosel-201.
- Kemudian
air limbah masuk ke proses anaerobik, AMBR, Bak kontrol dan Badan air/sungai.
Bagan alir IPAL
Restoran skala kecil yang mengandungminyak/lemak
Dari hasil
penelitian ini Badan Litbang Pertanian menyimpulkan limbah restoran dapat
digunakan sebagai campuran ransum ayam buras hingga 75 persen. Bila peternak
menggunakan limbah restoran untuk ransum pakan ayamnya antara 50 sampai 75
persen maka peternak bisa menekan biaya produksi 23,42 persen sampai 35,13
persen.
Limbah restoran bisa diperoleh dari rumah
makan, warung tegal (WARTEG) dan kantin pabrik perkantoran atau hotel. Selama
ini limbah restoran belum banyak dimanfaatkan.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium,
kandungan gizi limbah restoran tersebut adalah: Protein : 10.89%; Kalsium :
0.08%; Phosfor : 0.39%; Serat Kasar : 9.13%; Lemak : 9.70%; dan Energi
Metabolis : 1.780 kkal/kg.
Cara Pemberian
Cara pemberian
pakan dari limbah restoran tersebut menurut Muflihani Yanis dkk dari Badan
Litbang Pertanian, pertama limbah restoran kering yang sudah digiling dicampur
dengan pakan campuran. Kedua, pakan campuran terdiri dari 33% jagung, 33%
dedak, 33% pakan komersil (broiler finisher) ditambah dengan 0.20% Starbio, 1%
vitamin dan mineral. Ketiga, pemberian pakan pada ayam adalah dengan mengaduk
rata limbah restoran dan pakan campuran dengan perbandingan 50%:50% atau
25%:75%.
Mengeringkan Limbah Restoran
Cara pengolahan limbah restoran untuk pakan
ayam buras adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan limbah restoran setiap
hari dan letakkan dalam satu wadah.
2. Pisahkan sampah seperti: tusuk gigi, plastik-plastik
pembungkus makanan dari limbah tersebut.
3. Limbah yang sudah terkumpul, kemudian
dikeringkan melalui salah satu cara berikut:
- Dijemur dibawah terik sinar
matahari selama kurang lebih 2 hari atau
- Dengan menggunakan oven sampai kadar airnya
mencapai kira-kira 10%.
4. Giling limbah kering tersebut sampai
halus sesuai ukuran yang dibutuhkan, sehingga limbah tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai campuran ransum ayam buras.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium,
kandungan gizi limbah restoran adalah :
- Protein
: 10,89%
- Kalsium
: 0,08%
- Phosfor
: 0,39%
- Serat
Kasar : 9,13%
- Lemak
: 9,70%
- Energi
Metabolis: 1.780 kkal/kg
Cara pemberian pakan dari limbah restoran
adalah sebagai berikut:
1. Limbah restoran keying yang sudah
digiling dicampur dengan pakan campuran.
2. Pakan campuran terdiri dari 33% jagung,
33% dedak, 33% pakan komersil (broiler finisher)
ditambah dengan 0.20% Starbio, I % vitamin dan mineral.
3. Pemberian pakan pada ayam adalah dengan
mengaduk rata limbah restoran dan
pakan campuran dengan perbandingan 50%:50%
atau 25%:75%.
Bagi restoran,
sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya berasal
dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak bekas
menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan
bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara umum, yang
disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh suatu proses
produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana kehadirannya tidak
dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila limbah ini dibuang ke
lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat mencapai jumlah atau
konsentrasi tertentu.
Dan dapat
disimpulkan, limbah Restoran adalah buangan atau sisa-sisa yang dihasilkan oleh
restoran yang dapat berupa sisa-sisa makanan ataupun minuman.
Berdasarkan jenis
senyawa, limbah khususnya limbah yang dihasilkan restoran dibedakan menjadi:
1. Limbah
organik cepat busuk
2. Limbah
anorganik
3. Limbah
cair
4. Limbah
minyak
Adapun
penanggulangan limbah restoran masih jarang dilakukan dengan baik oleh
pengelola restoran maupun pemerintah yang terkait. Padahal limbah restoran ini
dapat merugikan masyarakat sekitanya yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Padahal cara sederhana yang dapat kita gunakan dalam
mengelola limbah restoran yaitu dapat digunakan sebagai campuran ransum ayam
buras hingga 75 persen. Bila peternak menggunakan limbah restoran untuk ransum
pakan ayamnya antara 50 sampai 75 persen maka peternak bisa menekan biaya
produksi 23,42 persen sampai 35,13 persen.
DAFTAR PUSTAKA
Endah, P, Lucia., P. Syari., Sukses
Mengelola Usaha Warung Makan, Cetakan Pertama, Transmedia, Jakarta, 2007.
Ibrahim, Yacob, Studi Kelayakan Bisnis
Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2003.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Studi
Kelayakan Proyek, 1994.
Husnan, Suad dan Suwarsono, Studi Kelayakan
Proyek : Konsep, Teknik dan Penyusunan Laporan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2000.
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis
Edisi Kedua, Cetakan ke-4, Kencana Prenada Media Group, 2003.
Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan Edisi 4, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1997.
http://www.bi.go.id/Suku+bunga/Suku+Bunga+SBI.html,
19 November 2008 http://library.gunadarma.ac.id.html 29 September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar